"Mungkin ini yang akan menjadi salah satu indikasi 2024 adalah tahun yang menantang," tutur Bhima.
Belum lagi tren suku bunga bank sentral AS, The Fed, yang naik. Menurut Bhima, jika suku bunga naik, biaya pinjaman menjadi lebih mahal.
Selain itu, pertumbuhan kredit bisa sedikit melambat. Adapun uang investor juga dari pinjaman.
"Jadi ada pengaruhnya juga nih faktor-faktor dari eksternal, seperti dari suku bunga bisa berpengaruh pada pelaksanaan proyek, capital expenditure atau belanja modal dari perusahaan, kemudian juga berpengaruh pada daya beli, penerimaan pajak negara," beber dia.
Dia menilai, ada banyak variabel yang akan terpengaruh karena negara maju masih agresif menaikkan suku bunga. Menurut Bhima, efeknya akan terasa ke 2024.
"Kalau dari yan saya lihat, memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 hanya mampu mencapai 4,9 persen year on year," tutur dia.
Pilihan Editor: Basuki Kirim Surat ke Airlangga, Minta 8 PSN Ditunda hingga Akhir 2024