TEMPO.CO, Jakarta - Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2023 meningkat, yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 94 persen atau lebih tinggi daru triwulan sebelumnya 63,7 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit investasi yang sedikit lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya.
"Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru terutama terjadi pada sektor konstruksi (SBT 82,2 persen), diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan (SBT 79,5 persen), serta sektor industri pengolahan (SBT 77,9 persen)," tutur dia Dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis 20 Juli 2023.
Ke depan pada triwulan III-2023, penyaluran kredit baru diperkirakan tetap terjaga tumbuh positif, terindikasi dari SBT perkiraan penyaluran kredit baru sebesar 86,3 persen, tetap bernilai positif meski lebih rendah dibandingkan 94 persen pada triwulan sebelumnya.
Ia mengungkapkan prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada triwulan III-2023 yakni kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Perkiraan penyaluran kredit pada triwulan ketiga tahun ini seiring dengan kebijakan penyaluran kredit yang kemungkinan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,1 persen.
Standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya diprediksikan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali kredit pemilikan rumah/kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA)yang diperkirakan lebih longgar.
Adapun aspek kebijakan penyaluran kredit yang diperkirakan lebih ketat dibandingkan triwulan sebelumnya antara lain suku bunga kredit dan premi kredit berisiko.
Secara keseluruhan, Erwin mengungkapkan hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,9 persen dibanding tahun lalu (year-on-year/yoy), tumbuh positif meski tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 11,4 persen (yoy).
Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaga.
Pilihan editor: Neraca Perdagangan Juni Surplus USD 3,45 M, Bank Indonesia: Didorong Sektor Nonmigas