TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan yang bergerak di aplikasi ojek online, Grab Singapura, melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 1.000 orang karyawannya (11 persen dari jumlah karyawan). Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada karyawannya, CEO Grab Anthony Tan mengatakan hal itu dilakukan berkaitan dengan pengelolaan biaya perusahaan dan memastikan layanan tetap terjangkau dalam jangka panjang.
Dia mengatakan PHK tersebut merupakan yang terbesar sejak dimulainya pandemi. Menurut Tan, langkah itu bukanlah jalan pintas menuju profitabilitas, tetapi reorganisasi strategis untuk beradaptasi dengan lingkungan bisnis.
"Perubahan tidak pernah secepat ini. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) generatif berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Biaya modal telah meningkat, secara langsung berdampak pada lanskap persaingan," ujar Tan dikutip Reuters pada Rabu, 21 Juni 2023.
Tan mengatakan bahwa meski tanpa PHK, Grab juga harus mengelola biaya dan harus mencapai targetnya. “Untuk mencapai titik impas dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) grup yang disesuaikan tahun ini,” ucap Tan.
Padahal, pada September tahun lalu, Grab mengatakan pihaknya tidak ada rencana untuk melakukan PHK massal meskipun pasar lemah. Lalu, tiga bulan kemudian, Tan memberi tahu staf bahwa perusahaan membekukan sebagian besar perekrutan, gaji untuk manajer senior, dan memotong anggaran perjalanan dan pengeluaran.
Sebelum Tan mengumumkan PHK kepada staf-nya, saham milik perusahaan itu naik 4,7 persen. Lalu berlanjut naik 5,6 persen setelah pengumuman PHK. Namun, pada Mei lalu, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar US$ 250 juta, tapi mengatakan pendapatan pada kuartal pertama tahun ini naik 130,3 persen menjadi US$ 525 juta dari tahun lalu.
Sebelumnya, PHK dilakukan oleh Grab yang terdaftar di Amerika Serikat pada 2020. Saat itu ada 360 orang yang di-PHK karena dampak pandemi Covid-19. Perusahaan memiliki 11.934 staf pada akhir 2022, termasuk sekitar 2.000 orang dari akuisisi jaringan toko bahan makanan tahun lalu.
Tahun lalu, PHK juga dilakukan oleh perusahaan teknologi Indonesia yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO. Perusahaan yang fokus pada ecommerce dan layanan keuangan itu melakukan penghematan biaya yang ketat, termasuk memberhentikan 12 persen karyawannya pada 2022. Berlanjut mem-PHK 600 staf pada Maret 2023.
MOH KHORY ALFARIZI | REUTERS
Pilihan Editor: Grab Indonesia Akan Gunakan Mobil Listrik di Layanan Ride Hailing