Febri menjelaskan, kontraksi beberapa subsektor yang memiliki share PDB cukup besar, setelah sebelumnya mengalami ekspansi, misalnya Industri Logam Dasar dan Industri Pengolahan Tembakau menyebabkan penurunan IKI.
Selain itu, melandainya ekspor karena penurunan harga komoditas dan melemahnya nilai tukar rupiah juga menyebabkan penurunan IKI pada Mei 2023.
“Ketiga, masih terdapatnya stok persediaan dari bulan April karena terjadinya penurunan daya beli masyarakat selama Lebaran, tidak seperti pada tahun sebelumnya,” ujar Febri.
Meski bevith, beberapa subsektor dengan share PDB terbesar masih mengalami ekspansi, yaitu Industri Makanan, Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia dan Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer.
“Untuk Juni 2023, Kemenperin optimis IKI akan naik kembali,” tutur Febri.
Jika dilihat lebih detail, lanjut dia, penurunan nilai IKI Mei 2023 terjadi karena penurunan nilai variabel Pesanan Baru sebesar 0.73 poin (menjadi 49.84) dan variabel Produksi yang menurun 2.07 poin (menjadi 50.01).
Selanjutnya: Di sisi lain, variabel Persediaan mengalami kenaikan....