Selain kendala bagi karyawannya, Anwar mengungkapkan, urusan keuangan kantor juga terganggu. Para kliennya, kata dia, sempat mengira perusahaannya tidak mampu membayar tagihan lantaran tak kunjung melakukan pelunasan. Keterlambatan pembayaran itu juga membuat perusahaanya harus membayar sejumlah penalti.
Hingga Rabu malam, menurutnya, layanan mobile banking dari BSI belum bisa digunakan. Namun untungnya, menurut Anwar, sempat ada beberapa ATM Bersama yang bisa digunakan untuk menarik uang dari rekening BSI.
Akibat kejadian ini, Anwar mengatakan Kepercayaannya terhadap BSI turun 99,9 persen. Dia mengaku sudah berencana menutup rekening BSI miliknya. Ia mengatakan sudah menelepon beberapa kenalannya yang bekerja di bank-bank konvensional untuk membuka rekening baru.
"Ini jaga-jaga karena saya enggak ada jaminan ke depan apakah BSI bisa aman. Awalnya, kami pilih BSI karena syariah, tapi kami pelaku usaha enggak bisa begini, ibaratnya kayak orang yang punya utang ratusan juta," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengklaim layanan perbankan BSI sudah berangsur normal secara bertahap. Hery berujar nasabah BSI sudah bisa bertransaksi di jaringan cabang dan ATM BSI di seluruh Indonesia sejak Selasa, 9 Mei 2023.
Hery pun meminta maaf dan memastikan dana nasabah akan tetap aman. BSI, ucapnya, terus berkomitmen menguatkan pertahanan dan keamanan siber perbankan. Selain itu, dia mengimbau nasabah selalu waspada dan berhati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan BSI.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kepada BSI," tutur Hery, Kamis, 11 Mei 2023.
Pilihan Editor: Jastip Tiket Coldplay Bermunculan di Media Sosial, Promotor Mulai Beri Peringatan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini