TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo menyampaikan tiga pesan penting dalam acara peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan atau KSK Nomor 40 bertajuk 'Konsistensi, Inovasi dan Sinergi Kebijakan memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan Menuju Indonesia Maju'.
Perry, sapaannya, mengatakan penerbitan buku KSK merupakan wujud nyata dari komitmen Bank Indonesia, serta komunikasi kepada publik atas pelaksanaan tugas dan kewenangan dalam pengaturan dan pengawasan makroprudensial sesuai dengan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan atau dikenal UU PPSK.
"Ada tiga pesan penting yang ingin kami sampaikan dalam Kajian Stabilitas Keuangan nomor 40 ini," ujar Perry seperti yang dilihat dari YouTube BI pada Rabu, 10 Mei 2023.
Pertama, kata dia, stabilitas sistem keuangan Indonesia pada 2022 hingga Maret 2023 menunjukkan ketahanan yang kuat dan mampu menyediakan kredit dan pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional.
"Pembiayaan perbankan pada tahun 22 tumbuh sebesar 11,35 persen. Lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sejak pandemi Covid-19," ujar Perry.
Selain itu, menurut Perry ketahanan juga tetap terjaga. Ini ditopang oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai dan juga risiko yang terkendali. Lebih lanjut, Perry mengatakan sistem keuangan juga berdaya tahan dalam menghadapi dampak penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat, maupun dari keketatan kondisi pasar keuangan global.
"Selain sangat terbatasnya exposure langsung kepemilikan surat berharga dolar Amerika Serikat, uji ketahanan atau stress test Bank Indonesia menunjukkan kuatnya perbankan Indonesia dalam menghadapi tekanan," beber Perry.
Adapun tekanan yang dimaksud adalah baik dari risiko likuiditas, risiko pasar karena kenaikan yield SBN dan volatilitas nilai tukar rupiah, maupun risiko kredit karena rendahnya non-performing loan.