TEMPO.CO, Jakarta - Kharim Indra Gupta Siregar memutuskan untuk meninggalkan posisinya sebagai Direktur Utama PT Bank Jago Tbk. Para pemegang saham Bank Jago juga telah menunjuk calon penggantinya, yakni Arief Harris Tandjung yang kini duduk sebagai Wakil Direktur Utama Bank Jago.
Kharim mengatakan tidak akan melanjutkan lagi kepemimpinannya, efektif setelah pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) pada 25 Mei 2023 mendatang. "Hari ini kami mengumumkan agenda RUPS yang salah satu isinya menjelaskan hal perubahan susunan direksi,” ujar Kharim Siregar bersama jajaran Direksi dan Komisaris Bank Jago di Menara BTPN, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu 3 Mei 2023.
Kharim telah memimpin Bank Jago sejak November 2019. Setelah menyatakan pamit dari bank digital berbasis ekosistem pertama di Indonesia itu, Kharim berencana meneruskan mimpi dan menuangkan kreativitasnya di bidang teknologi dan digital.
Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengaku memiliki passion yang sangat tinggi dalam hal adopsi teknologi di industri jasa keuangan. “Clue-nya, saya tidak akan pergi jauh jauh dari Bank Jago. Pokoknya, tunggu tanggal mainnya saja, kita pasti akan ketemu lagi,” kata Kharim.
Namun, Kharim belum mau bercerita lebih jauh tentang rencananya karena ia menilai masih terlalu dini untuk disampaikan. Ia berujar, perkembangan teknologi yang pesat menghadirkan peluang tersendiri bagi para pelaku teknologi, termasuk dirinya yang memiliki kemampuan dan minat khusus di bidang ini.
Dengan melihat perkembangan tersebut, dia mengaku memiliki aspirasi dan dorongan untuk mengeksplorasi lebih dalam. Terutama, kata dia, dalam hal penerapan teknologi di industri jasa keuangan.
Rekam jejak Kharim tercermin dalam pencapaian Bank Jago. Di penghujung periode kepemimpinannya, jumlah nasabah Bank Jago mencapai 7,8 juta. Angka tersebut termasuk lebih dari 6,1 juta nasabah funding melalui Aplikasi per April 2023. Dana pihak ketiga atau DPK Bank Jago mencapai Rp 9,28 triliun dengan total penyaluran kredit serta pembiayaan syariah menembus Rp10,84 triliun.
Tadinya, bank ini merugi selama enam tahun berturut-turut hingga akhirnya bisa mencetak laba hanya dalam jangka waktu dua tahun. Bank Jago pun sempat dinyatakan menjadi bank digital di Indonesia yang berhasil meraih profit tercepat.