Sedangkan sektor dana pensiun tercatat mengalami pertumbuhan aset sebesar 4,60 persen YoY (Januari 2023 angkanya 5,48 persen YoY), dengan nilai aset mencapai Rp 347,89 triliun.
Untuk FinTech peer to peer (P2P) lending pada Februari 2023 mencatatkan outstanding pembiayaan yang tumbuh 44,62 persen YoY mencapai Rp 50,09 triliun (Januari 2023 angkanya Rp 51,03 triliun atau sebesar 63,47 persen YoY).
“Sementara itu, tingkat risiko kredit secara agregat tercatat menurun menjadi 2,69 persen YoY (Januari 2023 angkanya 2,75 persen YoY),” ucap Ogi.
Selain itu, Ogi juga menjelaskan bahwa permodalan di sektor IKNB terjaga dengan industri asuransi jiwa dan asuransi umum dan reasuransi mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 478,21 persen dan 320,81 persen (Januari 2023 angkanya 474,04 persen dan 319,51 persen). Secara agregat RBC industri asuransi masih berada di atas threshold sebesar 120 persen.
Namun, Ogi berujar, OJK senantiasa tetap memantau RBC masing-masing perusahaan asuransi. “Tingkat pinjaman dibandingkan dengan modal sendiri atau gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat stabil 2,07 kali (Januari 2023 angkanya 2,03 kali), jauh di bawah batas maksimum 10 kali,” kata Ogi.
Pilihan Editor: OJK Beberkan Strategi Jaga Stabilitas Jasa Keuangan di Tengah Gejolak Perbankan Global
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini