Penyaluran kredit yang dilakukan SeaBank dijalankan dengan prinsip kehati-hatian, sehingga rasio kredit bermasalah atau gross non-performing loan berada pada level 2,03 persen dan net non-performing loan berada pada level 0,13 persen di tahun 2022.
Dari sisi pendanaan, SeaBank berhasil mengoptimalkan perolehan dana pihak ketiga (DPK) dari simpanan nasabah dengan menawarkan besaran suku bunga yang bersaing dengan bank lain di Indonesia sepanjang tahun 2022.
Total DPK dari simpanan nasabah yang berhasil dicatat SeaBank sepanjang 2022 adalah Rp 21,6 triliun, meningkat Rp 13,3 triliun atau 158 persen jika dibandingkan dengan perolehan tahun 2021 sebesar Rp 8,3 triliun.
Peningkatan DPK dari simpanan nasabah yang besar di SeaBank didorong oleh kenaikan jumlah nasabah produk tabungan digital dibandingkan tahun 2021 akibat dari suku bunga yang kompetitif dan berbagai promosi menarik yang dilakukan selama tahun 2022, serta peluncuran produk deposito digital di bulan Juni 2022.
Hal lainnya yang menunjukkan perbaikan kinerja SeaBank adalah pertumbuhan juga terjadi pada besaran total aset SeaBank di akhir 2022. Per 31 Desember 2022, bank membukukan total aset sebesar Rp 28,2 triliun, meningkat Rp 17,2 triliun atau naik 156 persen dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 11 triliun.
Sasmaya mengatakan pada 2023, SeaBank optimistis akan menjadi tahun yang lebih baik.
"Kami juga berjanji akan berusaha terus menghadirkan inovasi produk, layanan, dan program menarik bagi seluruh nasabah SeaBank di Indonesia," kata Sasmaya.
Pilihan Editor: Kasus Ekspor Emas Rp 189 Triliun di Bea Cukai, Ini Penjelasan Lengkap Stafsus Sri Mulyani
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini