Ibrahim lalu merujuk pada pernyataan diplomat Uni Eropa yang mengatakan batas harga minyak adalah US$ 100 per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan minyak mentah, terutama solar.
Sedangkan untuk produk yang diperdagangkan dengan harga diskon, seperti bahan bakar minyak dan nafta, harga yang ditetapkan adalah US$ 45 per barel
Sementara pihak Rusia mengatakan embargo Uni Eropa pada produk minyak sulingan Rusia akan menyebabkan ketidakseimbangan lebih lanjut di pasar energi global. Dalam pasokan Amerika Serikat, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan perusahaan energi pekan ini memangkas jumlah rig minyak dan gas alam paling banyak sejak Juni 2020.
Rig minyak Amerika Serikat turun 10 menjadi 599 pekan ini. Angka itu adalah yang terendah sejak September, sementara rig gas turun dua menjadi 158.
Di sisi lain, Ibrahim menuturkan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS telah menyatakan pada Kamis, 2 Februari lalu bahwa laporan Komitmen Pedagang mingguan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) akan ditunda hingga semua perdagangan dapat dilaporkan.
Hal itu, menurut Ibrahim, sebagai akibat dari serangan ransomware pada ION Trading UK. "Laporan CFTC memberikan gambaran posisi investor pada berbagai aset, termasuk minyak," ujarnya.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Masih Akan Melemah Hari Ini, Analis: Bisa Turun ke USD 73,8
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.