2. Kereta lintas rel terpadu atau LRT
Kereta lintas rel terpadu atau LRT ditargetkan bakal beroperasi pada Juli 2023, mundur dari sebelumnya Agustus 2022. Namun, hasil evaluasi Crossrail International Ltd—konsultan perkeretaapian asal Inggris—mengungkap berbagai karut-marut persiapan operasi kereta layang ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi alias LRT Jabodebek.
Tak hanya demi keselamatan, penundaan pengoperasian juga dinilai diperlukan untuk membenahi tata kelola perencanaan dan koordinasi antar-entitas yang terlibat dalam pembangunannya. Catatan itu dikemas Crossrail dalam laporan peninjauan ahli berjudul "Operational Readiness LRT Jabodebek" yang ditujukan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Dari salinan laporan yang didapat Tempo, entitas milik Departemen Transportasi pemerintah Inggris itu merangkum temuan masalah pada bagian 4 laporan tersebut. Tinjauan itu berjalan selama lima pekan—termasuk satu pekan untuk penyiapan presentasi perwakilan Crossrail—dan dirampungkan pada 6 April 2022.
Salah satu persoalan pertama yang diungkit Crossrail adalah ketidaksiapan depo LRT Jabodebek di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dalam poin 4.2 dan 4.3 tinjauan Crossrail menyebutkan bahwa depo sebagai garasi rangkaian kereta justru belum siap menampung armada LRT yang diproduksi serta dikirim oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
INKA mulai mengirim trainset LRT pada Oktober 2019, kemudian dilanjutkan hingga tahun lalu. Sebagian armada ditempatkan di atas rel, baik untuk uji coba maupun parkir. Saat gedung depo belum selesai dibangun, infrastruktur teknis untuk sistem grade of automation (GOA) level 3—teknologi pengendalian kereta tanpa masinis—sudah dipasang.
Ada juga catatan soal kelemahan proses perizinan di depo LRT. "Peralatan konstruksi jalur sudah ada di lokasi, tapi persetujuan untuk membangun jalan akses depo masih tertahan. Hal ini bisa memicu penundaan waktu."
Pada poin 2.24, Crossrail juga menyinggung soal kekeliruan pemahaman istilah operational readiness. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai calon pengelola proyek sepur berkecepatan rata-rata 40 kilometer per jam itu dianggap hanya menilai kesiapan operasi berdasarkan penyelesaian system integration testing. Padahal tahap itu hanya satu dari banyak elemen operational readiness lainnya.
Dalam tinjauan Operational Readiness Crossrail, LRT Jabodebek juga dinilai belum layak meluncur pada 2022. Saat tinjauan ini diterbitkan, rolling stock alias armada kereta belum terintegrasi dengan sistem persinyalan.
"Proses ini biasanya butuh waktu berbulan-bulan, meskipun ditangani operator yang berpengalaman," begitu bunyi pernyataan tersebut. Pengoperasian komersial fase pertama LRT Jabodebek sempat dijadwalkan pada 17 Agustus lalu, tapi diundur.
Pada bagian pengantar, laporan itu mengungkapkan bahwa Crossrail mulai dilibatkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub tak lama setelah kecelakaan saat uji dinamis armada. Pada 25 Oktober 2021, trainset LRT bernomor 29 yang sedang digeser masinis dari Stasiun LRT Ciracas menubruk rangkaian lain yang terparkir di Stasiun LRT Harjamukti, Cibubur. Proses itu membuat empat rangkaian kereta harus dikirim kembali ke pabrik INKA.
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Kementerian Perhubungan, Ferdian Suryo Adhi Pramono, mengaku telah berkomunikasi dengan konsultan Crossrail. Tak lama setelah insiden saat pengujian, kata dia, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memerintahkan adanya evaluasi.
"Menurut Menteri, dari prosedur standar saat uji coba saja sudah ada kesalahan. Jadi diminta belajar dari negara lain, kenapa bisa terjadi (kesalahan teknis)," kata Ferdian saat itu.
Menurut dia, peninjauan dari Crossrail tidak masuk dalam anggaran belanja LRT Jabodebek. Tinjauan itu merupakan turunan dari kesepahaman bilateral Budi Karya dengan Menteri Transportasi Inggris Wendy Morton. Meski agenda utamanya soal pengembangan transportasi ramah lingkungan, otoritas transportasi Inggris menyisipkan bantuan evaluasi lewat Crossrail.
Lantaran tidak bisa berkontrak langsung dengan Crossrail, Kemenhub mencari konsultan independen yang mumpuni untuk mengawal kelanjutan dua proyek strategis, yaitu LRT Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung. Ferdian membenarkan bahwa kementerian sempat menggelar penjajakan pasar alias market sounding proyek konsultan perkeretaapian untuk kedua proyek itu pada 18 Agustus 2022.
Skemanya dengan tahun jamak, anggarannya berasal dari kas negara. "Kami mencari konsultan berpengalaman seperti Crossrail. Kalau ketemu, bisa saja kami kawinkan (menggabungkan Crossrail dengan konsultan terpilih)," tuturnya.
Sumber Tempo yang mengetahui komunikasi pemerintah dan Crossrail menduga Menteri Budi Karya sedang aktif memburu jasa konsultan asing untuk keperluan LRT Jabodebek. Tak hanya Crossrail, pemerintah pun memakai jasa Systra—grup konsultan asal Prancis—untuk dukungan perancangan proyek.
Kepala Divisi LRT Jabodebek dari PT KAI, Mochamad Purnomosidi, mengatakan manajemen sudah mempelajari laporan Crossrail. Namun dia menyebutkan banyak temuan konsultan tersebut yang sudah diklarifikasi. "Sebagian kecil kami adopsi, tapi kebanyakan kami luruskan."
Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Pundjung Setya Brata, pun mengkonfirmasi hasil tinjauan Crossrail. "Semua pemangku kepentingan bersama-sama menindaklanjuti sesuai dengan lingkup masing-masing," katanya. Proyek ini melibatkan empat BUMN, yakni PT KAI, PT Adhi Karya, PT INKA, serta PT Len Industri.
Pada Senin, 26 Desember 2022, Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melakukan uji coba LRT Jabodebek dari Stasiun LRT Harjamukti, Depok sampai ke Stasiun TMII, Jakarta Timur. Kereta melintas sepanjang 9 kilometer yang ditempuh dalam waktu sekitar 12 menit dengan kecepatan 80 kilometer per jam.
“Kereta ini nyaman, cepat, tidak berisik, dan tanpa masinis. Yang membanggakan adalah ini buatan INKA (dalam negeri), termasuk sistem tanpa masinisnya,” ujar Jokowi usai menjajal LRT Jabodebek di Stasiun LRT TMII.
Jokowi berharap, pada Juli 2023 LRT Jabodebek sudah bisa beroperasi berbarengan dengan kereta cepat Jakarta – Bandung. “Ini baru selesai 87 persen. Deponya masih dalam penyelesaian, dan hal-hal kecil berkaitan dengan sinkronisasi sistem,” kata dia.
Sementara Menhub Budi Karya menuturkan, saat ini LRT Jabodebek sudah dalam tahap pengujian sistem driverless (tanpa masinis). “Karena ini menggunakan teknologi yang tinggi, saya minta uji coba dilakukan dengan baik, untuk memastikan aspek keselamatannya sudah terpenuhi, sebelum nanti dioperasikan Insha Allah pada pertengahan 2023,” ucap dia.
Menurut mantan bos PT Angkasa Pura II itu, angkutan massal perkotaan sangat penting untuk terus dikembangkan, ditata, dan dioptimalkan pemanfaatannya untuk masyarakat. “DKI Jakarta menjadi salah satu kota percontohan dalam pembangunan angkutan massal yang lengkap. Ada MRT, LRT, BRT, KRL commuter, Angkot, dan lain-lain,” tutur Budi Karya.