Sedangkan Kepala Bagian Evaluasi Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Batara Siagian mempertanyakan CBP di Bulog menurun tetapi pihak swasta berencana membuka pabrik baru di beberapa wilayah di Indonesia.
Batara meyakini bahwa persoalan tipisnya CPB di Bulog bukan karena menurunnya produktivitas petani, akan tetapi adanya persaingan ketat antara pemerintah dan swasta. Bulog yang terikat ketentuan harga pembelian di tingkat petani kalah saing dengan perusahaan swasta yang bisa membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Sementara itu, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani menyatakan stok CBP di Bulog per Oktober 2022 hanya sebesar 673.613 ton. Angka tersebut merupakan yang paling kecil jika dibandingkan secara year on year (yoy). Pada Oktober 2021, stok CBP Bulog mencapai 1,25 juta ton.
Rachmi bahkan memprediksi target cadangan beras pemerintah sebesar 1,2 juta ton pada Desember 2022 pun diperkirakan tak bisa tercapai. Musababnya, pengadaan beras pada dua bulan terakhir sangat sedikit. Ia pun memperkirakan stok beras di Bulog pada akhir tahun 2022 ini bakal di bawah 500 ribu ton.
Baca juga: Bantah Cadangan Beras Turun karena Produktivitas Petani, Kementan: Bersaing Ketat dengan Swasta
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.