TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan buka suara soal menipisnya cadangan beras pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Ia menyatakan sudah ada rapat terbatas atau ratas digelar untuk membahas percepatan penyerapan cadangan beras tersebut.
"(Soal) beras memang sudah ratas. Ditugaskan oleh Presiden agar Bulog segera membeli panen dari petani dengan harga berapapun," kata dia saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Meski Bulog kini memiliki kebebasan harga pembelian beras, Zulkifli menekankan harga jualnya tetap sesuai dengan harga yang telah diterapkan yakni, Rp 9 ribu per kilogram. Namun, ia tak menyebutkan apakah ada kenaikan anggaran yang diberikan pada Bulog.
Baca: Stok Cadangan Beras Pemerintah Tipis, Anggaran Bulog Disarankan Naik 30 Persen
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira sebelumnya menyarankan pemerintah untuk menambah anggaran Bulog agar penyerapan beras bisa dilakukan lebih cepat. "Anggaran Bulog perlu dinaikkan hingga 20-30 persen, khusus untuk penambahan CBP," kata Bhima saat dihubungi Tempo pada Kamis, 27 Oktober 2022.
Jika anggaran Bulog ditambah, Bhima memprediksikan kapasitas gudang dan harga pembelian gabah bisa lebih tinggi. Bulog pun tak akan kalah saing dengan pihak swasta sehingga stok CBP bisa aman hingga akhir tahun. Jika tidak, maka harga beras bisa terus melonjak terlebih saat ini sedang terjadi musim gadu.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) sebelumnya mengungkapkan harga beras belakangan naik lantaran adanya sejumlah pihak swasta yang masuk ke industri beras mulai berkembang menguasai pasar hingga mengendalikan harga.
Selanjutnya: Tipisnya cadangan beras bukan hanya karena produktivitas petani turun, tapi...