Dengan demikian, risiko lanjutannya menurut Darmawan adalah volatilitas nilai tukar yang harus dihadapi oleh perbankan dan industri secara umum akibat adanya aliran modal asing yang terus keluar dari pasar keuangan sehingga menyebabkan pengaruh pada kualitas cashflow dari para nasabah ke depan.
Meski begitu, Darmawan mengaku, kinerja keuangan Bank Mandrii akan tetap terjaga pada 2023, sebab Bank Mandiri memiliki fokus bisnis terhadap nasabah wholesale.
"Lebih menggarap ekosistem nasabah-nasabah wholesale yang memang memiliki peluang untuk value chain-nya digarap secara optimal, terutama di sektor-sektor yang resilient dan risiko yang terukur," kata Darmawan.
Hingga kuartal III - 2022, Darmwan mengatakan, dari total kredit Bank Mandrii sebesar Rp 1.168 triliun, sebagian besar memang disumbang penyaluran terhadap segmen korproasi mencapai Rp 410 triliun atau tumbuh 12,2 persen secara tahunan.
Sisanya baru terkucur untuk segmen perusahaan anak sebesar Rp 260 triliun atau tumbuh 22,1 persen, komersial Rp 188 triliun atau tumbuh 11,4 persen, baru ke segmen mikro Rp 147 triliun atau tumbuh 13,8 persen, konsumer Rp 98 triliun atau tumbuh 10,3 persen, serta usaha kecil dan menengah (UKM) Rp 66 triliun denagn pertumbuha 11,4 persen.
Baca juga: Bos Bank Mandiri Prediksi Ekonomi Kuartal III - 2022 Tumbuh 6,11 Persen
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.