PHK sebelumnya sudah dirasakan oleh buruh di kawasan industri Jawa Barat. SGelombang pemutusan hubungan kerja mulai terjadi di sejumlah sektor industri karena lesunya permintaan, khususnya yang berasal dari pasar luar negeri.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi, mengatakan perusahaan yang bergerak di sektor padat karya, seperti garmen dan alas kaki, dilaporkan sebagai yang paling terkena dampak karena jumlah pesanan turun cukup drastis. “Sektor ini paling diwaspadai karena perusahaannya berorientasi ekspor,” ujar Taufik.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Jawa Barat, per Juli hingga 21 September 2022, sebanyak 24 perusahaan di Sukabumi memecat 11.762 karyawan. Sebanyak 22 perusahaan menyebutkan PHK dilakukan lantaran angka pesanan berkurang.
Adapun dari 24 perusahaan yang mengurangi karyawannya, 18 di antaranya bergerak di bidang garmen, 2 di sektor elektronik, 2 perusahaan sepatu, 1 percetakan, dan 1 perusahaan pembuat boneka.
Selain melakukan PHK, kondisi yang sulit membuat beberapa perusahaan mengurangi tenaga kerja mereka dengan tidak memperpanjang kontrak karyawan yang masa kerjanya sudah habis. "Mereka masih berharap dalam 2-3 bulan ke depan situasi bisa normal lagi," ucapnya.
RIRI RAHAYU | GHOIDA RAHMAH
Baca juga: Grab Tutup CloudKitchen, Sejumlah Karyawan Kena PHK
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.