TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan ride hailing Grab akan menutup CloudKitchen pada akhir tahun nanti. Grab Indonesia mengkonfirmasi sejumlah karyawan yang bekerja pada divisi tersebut bakal terimbas pemutusan hubungan kerja atau PHK.
"Situasi ini memaksa kami untuk mengambil keputusan sulit untuk tidak melanjutkan operasi GrabKitchen di Indonesia, efektif mulai 19 Desember 2022," ujar Chief Communications Officer Grab Indonesia Mayang Schreiber seperti dikutip Bisnis, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Mayang memastikan karyawan yang terimbas PHK akan memperoleh kompensasi tambahan di luar kompensasi wajib. Kompensasi tambahan ini dihitung berdasarkan iktikad baik atau goodwill payment dengan jumlah sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Baca juga: Beda Tanggapan Grab, Maxim, dan Gojek soal Bisnis Ojol yang Dinilai Gagal
Grab juga akan memberikan hak lainnya. Misalnya, merpanjangan asuransi kesehatan karyawan hingga 31 Desember 2022, mencairkan dana fleksibel karyawan atau GrabFlex, hingga mencairkan sisa hari cuti untuk cuti tahunan serta cuti hamil untuk ibu dan cuti ayah.
Lalu, Grab mengklaim akan memberikan dukungan konseling melalui Grabber Assistance Programme dan membuka kesempatan untuk menjajaki posisi yang tersedia di divisi lainnya dalam ekosistem Grab. Manajemen perusahaan yang bermula dari startup itu memastikan sebagian karyawan akan diberi kesempatan untuk menjalani rotasi di divisi lainnya.
“Bagi yang pada akhirnya berpisah dengan Grab sesuai ketentuan perusahaan, selain kompensasi dan pemenuhan kewajiban sesuai regulasi, akan diberikan dukungan-dukungan tambahan,” ujar Mayang
Adapun karyawan yang terdampak penutupan CloudKitchen ini berjumlah belasan. Manajemen tidak menggamblangkan jumlah pasti.
Grab mulai membuka GrabKitchen di Indonesia pada 2018 berupa bisnis CloudKitchen atau dapur sewa yang hanya melayani pesan-antar. Grab melihat selamat empat tahun beroperasi, ada pertumbuhan yang tidak konsisten serta peralihan menjadi model bisnis aset-ringan.
BISNIS
Baca juga: Beda Tanggapan Grab, Maxim, dan Gojek soal Bisnis Ojol yang Dinilai Gagal
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.