Adapun tren kenaikan Fed Fund Rate itu, menurut Perry, tak lepas dari rencana The Fed terus memperketat kebijakan moneternya. Bank sentral Amerika Serikat itu berencana menaikkan suku bunga acuannya hingga kahir tahun ini menjadi sekitar 4,5 persen dari yang September 2022 telah naik 75 basis poin (bps) menjadi di level 3-3,25 persen.
Kemudian, tren kenaikan suku bunga akan berlanjut pada 2023 hingga 4,75 persen. "Fed Fund Rate kan pekan ini masih akan meningkat, 4,5 persen, mungkin Januari atau Februari atau paling tidak kuartal I tahun depan 4,75 persen," kata Perry.
Meski begitu, menurut Perry, sejalan dengan berbagai perkiraan ekonom dan pelaku pasar keuangan, ada kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga acuannya itu hingga 75 basis poin lagi hingga November 2022. Meskipun ada juga yang memperkirakan hanya 50 basis poin.
Yang pasti, kata Perry, tren kenaikan suku bunga acuan The Fed itu pada akhirnya menunjukkan pola semakin menurun. Dengan demikian, pada akhir tahun ini diprediksi bakal menjadi puncak kenaikan Fed Fund Rate.
"Untuk episode berikutnya dengan inflasi yang telah tinggi dan kemudian akan menurun, Fed Fund Rate akan lebih rendah. Prediksi kami puncaknya akhir tahun ini atau paling lambat Januari atau Februrai, lah," kata Perry.
Baca juga: Indeks Dolar Turun Tapi Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI: Lebih Baik dari India, Malaysia, Thailand
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini