TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menyelesaikan misi damai ke Eropa akhir Juli lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini memulai lawatan ke tiga negara Asia Timur yaitu Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Jokowi mengutus para menterinya mendatangi negara-negara tersebut.
“Berbagai isu dari kerja sama perdagangan, investasi, kesehatan, infrastruktur, perikanan hingga isu kawasan dan dunia akan dibahas dengan para pemimpin ketiga negara tersebut," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan tertulis, Senin, 25 Juli 2022.
Jokowi pun akan bertemu dengan pemimpin dari ketiga negara. Mulai dari Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dan terakhir Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol.
Bersama Luhut di Cina
Jokowi mengawali kunjungan ke Cina dan hari ini, 26 Juli 2022, bertemu Xi Jinping. Jokowi menjadi kepala negara asing pertama yang mengunjungi Cina sejak Olimpiade Musim Dingin Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin telah menyampaikan sejumlah harapan dari kunjugan Jokowi ini. Salah satunya agar kerja sama teknis dan rasa saling percaya kedua pihak semakin dalam.
"Serta menciptakan keuntungan bersama, sebuah model pembangunan bersama dan penentu dari Kerja Sama Selatan Selatan di antara negara berkembang utama untuk masa depan," kata dia dalam konferensi pers Kamis pekan lalu, 21 Juli 2022.
Kerja Sama Selatan Selatan merupakan kerja sama pembangunan di antara negara-negara berkembang untuk mencapai kemandirian bersama. Indonesia juga telah membentuk Tim Koordinasi Nasional Kerja Sama Selatan Selatan Nasional atau Tim Kornas KSST.
Di Beijing, Cina, Jokowi sudah ditunggu oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang sudah mengabarkan rencana kunjungan ke Cina sejak jauh-jauh hari. Pada 11 Juli lalu, Luhut menyebut kunjungan Jokowi ini terkait dengan rencana perpanjangan kerja sama Global Maritime Fulcrum-Belt and Road Initiative (GMF-BRI) kedua negara.
Ini adalah proyek bersama yang sudah dijalankan kedua negara beberapa tahun terakhir. Salah satunya yaitu proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang kini biayanya terus membengkak.
Walau begitu, Konsul Jenderal Cina di Denpasar, Bali, Zhu Xinglong mengyebut proyek bersama di bawah Belt and Road Initiative ini telah membuahkan hasil yang nyata dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara.
Ia mencontohkan proyek kereta cepat yang sudah rampung lebih dari 91 persen tersebut. "Proyek utama lain seperti kerja sama Koridor Ekonomi Komprehensif Regional, Dua Negara, dan Taman Kembar telah meningkatkan kerja sama dan kemakmuran kedua negara," kata dia dikutip dari Antara.
Selanjutnya: Dua menteri ke Jepang, satu menteri ke Korsel.