Airlangga dan Agus Gumiwang ke Jepang
Sebelum Jokowi datang ke Jepang, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lebih dulu ke Jepang. Senin kemarin, 25 Juli, dua petinggi Partai Golkar itu bertemu Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Koichi Hagiuda di Tokyo.
“Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang telah menyepakati sejumlah bidang kerja sama," kata Airlangga.
Pertama Airlangga meminta akses pasar untuk ekspor tuna kaleng Indonesia ke Jepang. Ia meminta Jepang menurunkan tarif untuk produk tuna Indonesia dan mencontohkan bagaimana tarif yang didapat Thailand lebih rendah.
Di sisi lain, Airlangga juga merespons permintaan Jepang soal kebijakan sertifikat bebas radio aktif untuk produk pertanian, perikanan dan makanan. Airlangga lalu menjelaskan kalau pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12 Tahun 2022.
Beleid ini mengatur tentang pengawasan keamanan pangan terhadap pemasukan pangan asal hewan dan pangan segar asal yumbuhan ke dalam wilayah Indonesia dari cemaran radioaktif.
Tujuannya untuk memastikan pangan segar asal hewan dan tumbuhan yang dimasukkan ke Indonesia memenuhi persyaratan keamanan pangan. Lantas, Airlangga memberitahu Jepang soal revisi kebijakan.
“Badan POM telah menerbitkan revisi peraturan dan tidak lagi mewajibkan sertifikat bebas radioaktif untuk makanan olahan Jepang yang masuk ke Indonesia," kata dia.
Basuki Hadimuljono ke Korea Selatan
Berikutnya ada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang bertandang ke Korea Selatan dan bertemu Menteri Lingkungan Hidup Han Wha-Jin pada Senin kemarin. Kedua negara sebelumnyasudah menyepakati MoU tentang Sumber Daya Air Tahun 2022-2025.
Basuki menyebutkan beberapa proyek kerja sama yang telah berjalan, salah satunya proyek infrastruktur penyediaan air bersih net-zero di Ibu Kota Nusantara. Tujuannya untuk mengembangkan instalasi pengolahan air bersih berkapasitas 600 liter per detik.
"Dengan menggunakan air dari Bendungan Sepaku Semoi," kata Basuki.
Proyek terbagi dua, di mana instalasi 300 liter per detik akan dibangun sendiri oleh Indonesia. Sedangkan 300 liter per detik lainnya akan dibangun oleh Pemerintah Korea Selatan melalui K-Water sebagai hibah untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Selanjutnya: Regulasi kereta gantung AS akan diadopsi di IKN.