Febrio menyebut bahwa pemerintah akan selalu mengantisipasi kebijakan moneter di Negeri Paman Sam dan dinamika perekonomian global. Namun, dia yakin bahwa fundamental perekonomian Indonesia saat ini mampu meredam tekanan eksternal, termasuk dengan adanya bantalan dari APBN seperti subsidi dan kompensasi.
Pengelolaan keuangan pada 2022 menurutnya akan berjalan dengan sangat hati-hati, terlebih pada 2023. Febrio pun menyatakan bahwa risiko yang cukup tinggi dapat terlihat dari pengalaman-pengalaman yang sudah ada sehingga Indonesia mampu melewatinya dengan hati-hati.
"Memang ini bukan tahun yang mudah, tentu kita harus tetap vigilant sehingga apa yang kita sudah kalkulasi bukan hanya dari hari ini, tetapi sejak awal tahun diantisipasi, bahwa memang akan terjadi pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga The Fed," katanya.
Baca: Prediksi Penerimaan Perpajakan 2022 Naik 15,3 Persen, Ini Alasan Kemenkeu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini