Adapun Garuda Indonesia akan menawarkan penyelesaian kewajiban usaha khususnya kepada lessor dengan nilai tagihan di atas Rp 255 juta melalui penerbitan surat utang baru dengan nilai total US$ 800 juta serta ekuitas dengan nilai total US$ 330 juta. Penawaran ini untuk kreditur finance lessor; vendor maintenance, repair, dan overhaul (MRO); serta produsen pesawat.
Penawaran surat utang dan ekuitas dengan nilai tersebut, kata Irfan, akan melihat perkembangan negosiasi dan komunikasi bersama kreditur. “Itu sifatnya bukan penawaran, tapi mereka akan dapat. Bukan hanya lessor, tapi semuanya. Kreditur lokal juga,” ucapnya.
Dalam menghadapi voting PKPU, perseroan Garuda membutuhkan suara 50+1 dari headcount dan 67 persen klaim dari kreditur non-preferen yang memiliki hak pengambilan suara.
EKA YUDHA SAPUTRA | FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca: Wall Street Anjlok Usai Pengumuman Inflasi AS Capai Rekor Tertinggi Sejak 1981
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.