Stasiun LRT ini, ujarnya, terdiri dari 2 tipe yaitu tipe Interchange Station yakni Stasiun Cawang dan tipe Typical Station untuk 17 stasiun lainnya. Perbedaan dari tipe stasiun ini adalah jumlah jalur, luas stasiun dan fasilitas tambahan yang ada di dalamnya.
LRT Jabodebek memiliki panjang lintasan 44,43 kilometer dan 18 titik stasiun pemberhentian.
Waktu tempuh yang lebih cepat, kepastian jadwal, dan kenyamanan dalam LRT, diklaim menjadi keunggulan transportasi yang telah direncanakan sejak 2015 itu.
- Dijalankan Secara Otomatis Tanpa Masinis
Joni Martinus mengatakan bahwa LRT Jabodebek akan dioperasikan menggunakan sistem Communication-Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3.
Sistem CBTC adalah pengoperasian kereta berbasis komunikasi, sehingga sistem dapat mengoperasikan kereta dan memproyeksikan jadwal secara otomatis serta disupervisi juga secara otomatis dari pusat kendali operasi.
“Adapun Grade of Automation level 3 atau GoA3 adalah tingkat otomasi operasional kereta dimana pengoperasian dilakukan secara otomatis tanpa masinis, namun mensyaratkan masih terdapat petugas operasional di dalam kereta untuk penanganan kondisi darurat dan pelayanan kepada pelanggan. Petugas ini disebut Train Attendant,” kata Joni Martinus dalam keterangannya di Jakarta seperti dikutip Tempo dari laman antaranews.com, Senin, 13 Desember 2021.
Joni mengatakan, jika terjadi gangguan sarana atau prasarana, petugas Train Attendant akan mengambil alih pengoperasian kereta LRT Jabodebek secara manual dengan kecepatan terbatas.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca : Terpopuler Bisnis: Lowongan Kerja Rans Entertainment, Token Terra Luna Dihapus
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.