Selain itu, menurutnya investor sedang menunggu tentang kenaikan suku bunga oleh The Fed sebanyak lima kali di tahun ini mulai Maret sampai Agustus. Ini juga membuat kripto akan mengalami penurunan harga seperti sebelumnya yang telah terjadi.
“Di sisi lain bank sentral Eropa tetap mempertahankan kebijakan moneternya, sehingga mendorong adanya ekspektasi menaikkan suku bunga tahun ini. Kemudian Bank of England juga disebut berencana menaikkan suku bunga, ini yang menyebabkan pelemahan terhadap dolar,” tutur Ibrahim.
Menurutnya ini memberi kesempatan bagi spekulator yang dominan memiliki dana paling besar untuk membeli lagi aset kripto. Sehingga wajar Ethereum terpantau mengalami lonjakan signifikan.
Momen ini dimanfaatkan oleh spekulator untuk menutupi kerugian dua minggu lalu dan mengambil keuntungan selama dua hari. Setidaknya para spekulator tersebut bisa mendapatkan profit yang cukup selama kenaikan harga aset kripto.
Tetapi Ibrahim juga memperkirakan, kenaikan harga kripto dalam dua hari ke depan tidak berangsur lama. Karena investor menunggu pernyataan dari bank sentral Eropa dan Bank of England yang direncanakan menaikkan suku bunga pada hari Kamis, 3 Februari 2022.
“Apabila bank sentral akan menaikkan suku bunga, maka akan berdampak positif di minggu berikutnya. Tetapi seandainya masih mempertahankan suku bunga rendah, kemungkinan penguatan aset kripto tidak akan bertahan lama,” ujar Ibrahim.
Faktor dari kondisi geopolitik di Rusia dengan Ukraina, Tiongkok dengan Taiwan, juga masih sangat spekulatif bagi harga kripto. Campur tangan Amerika Serikat dan The North Atlantic Treaty Organization (NATO) di tengah memanasnya geopolitik itu, masih dikhawatirkan oleh investor aset digital ini.
Baca Juga: Ethereum Melemah di Level Rp 35,2 Jutaan, Analis: Ada Panic Selling
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.