TEMPO.CO, Jakarta - Hingga akhir kuartal ketiga tahun ini PT Bumi Resources Tbk. membukukan kinerja keuangan yang positif terimbas lonjakan harga batu bara. Hal ini berbalik dengan kondisi tahun sebelumnya saat perusahaan mencatat kerugian.
VP Finance Bumi Resources Nugroho Damardono menyebutkan, kinerja perusahaan dengan kode saham BUMI dari anak usahanya Kaltim Prima Coal (KPC) memang menurun dari sisi overburden, jumlah batu bara yang ditambang, dijual, dan diproduksi.
“Ada penurunan tapi tidak signifikan. Untuk totalnya juga. Begitu juga di Arutmin, jika dibandingkan dari 2020 ke 2021 ada penurunan,” kata Nugroho pada paparan publik, Selasa, 14 Desember 2021.
Ia menjelaskan, secara persentase, dari batu bara yang di-overburden turun 10 persen, batu bara yang ditambang dari KPC dan Arutmin turun 3 persen. Kemudian dari batu bara yang dijual juga turun 2 persen, serta stripping ratio turun 7 persen.
“Penjualan batu bara menurun karena produksi kita tahun ini turun dari 2020, dan ini produksi OB dan lainnya karena peningkatan curah hujan di area tambang. Di sisi lain production cost juga meningkat, tapi dibantu harga batu bara kita naik 39 persen setelah harga batu bara global melonjak,” ucap Nugroho.
Dengan begitu,hingga kuartal III tahun 2021, BUMI mencatatkan kenaikan pendapatan hingga 35 persen dari US$ 2,77 miliar pada 2020 menjadi US$ 3,75 miliar.