TEMPO.CO, Jakarta – Malaysia siap mendatangkan ribuan peladang atau tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di kebun-kebun sawit di negara mereka. Kebijakan tersebut ditempuh lantaran negara ini sedang menjaga produksi sawit, tapi dihadapi dengan masalah kekurangan tenaga kerja.
“Saya akan berbincang juga dengan Kementerian Sumber Manusia Indonesia (Kementerian Ketenagakerjaan),” kata Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin dalam konferensi pers di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu, 4 Desember 2021.
Zuraida bertandang ke Indonesia untuk mengikuti pertemuan antar menteri ke-9 Dewan Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit atau Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Ia bertemu dengan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai ketua delegasi Indonesia.
Zuraida bercerita bahwa saat ini Malaysia sedang menikmati kenaikan harga minyak kelapa sawit yang mencapai 5.400 Ringgit Malaysia per ton atau level tertinggi yang pernah dicapai. Kondisi ini terjadi karena pandemi Covid-19, rendahnya pasokan, dan tingginya permintaan. “Kami siap memastikan kalau tidak ada Covid, harganya demikian juga,” kata dia.
Walau demikian, Malaysia harus tetap menjaga produksi minyak sawit mereka di tengah krisis tenaga kerja yang dialami. Selama ini, mayoritas peladang sawit di Malaysia memang berasal dari luar negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan mekanisasi pekerjaan kebun dengan mesin.