Sebab, dengan begitu, pasar dilatih untuk melihat saham dari sisi volume, arah tren teknikalnya, serta kondisi fundamental wajarnya. “Sehingga, pelaku pasar atau investor jadi lebih terlatih lagi dan melakukan transaksi bukan karena kode broker,” ucap Reza.
Selama ini, menurut Reza, kode broker sering dijadikan legitimasi di mana bandar saham melakukan transaksi. Dengan kondisi tersebut, pelaku pasar cenderung memperhatikan transaksi di mana bandar tersebut berada. “Sehingga, pasar lebih memperhatikan bandar, bukan dilihat dari sisi fundamental wajarnya."
Presiden Direktur PT BCA Sekuritas Mardy Sutanto memperkirakan penerapan kebijakan terbaru itu bakal berdampak dalam jangka pendek bagi perusahaan. Dampak itu bisa berupa penurunan volume transaksi karena investor memerlukan waktu dan upaya transisi karena selama ini telah terbiasa dengan kehadiran kode broker.
Ia menjelaskan, saat ini sudah banyak bursa di dunia, khususnya pasar yang telah matang yang menutup kode broker. Oleh karena itu, menurutnya keputusan BEI tersebut bukanlah sesuatu yang baru di dunia pasar modal.
“Kami tentunya berharap potensi penurunan ini akan berlangsung singkat dan akan diikuti dengan rebound dan growth yang berkelanjutan,” ujar Mardy, Kamis, 2 Desember 2021.
Sementara itu, Head of Compliance Mirae Asset Sekuritas Hafidzan Adzani menyatakan investor tak perlu khawatir dengan penutupan kode broker tersebut. Investor, kata dia, dapat mengandalkan analisa tekninal sehingga investor dapat memanfaatkan momentum dan melihat volume bid dan offer.
"Tetap mengandalkan analisa teknikal dengan memanfaatkan momentum, baik dari sisi menit, jam atau harian dan melihat volume bid serta offer," ucap Hafidzan.
ANTARA | BISNIS
Baca: Luhut Soal Vaksin Booster Mulai Tahun 2022: 100 Juta Orang Gratis, Lainnya Bayar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.