TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, mengatakan syarat penumpang transportasi darat mengantongi tes Antigen memberatkan masyarakat. Kebijakan pemerintah itu akan berdampak terhadap peningkatan harga-harga bahan pokok karena adanya tambahan kebutuhan operasional.
“Sekarang semua sektor sedang melakukan pemulihan. Kalau ada beban tambahan, ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan akan merembet ke daya beli masyarakat,” ujar Abra saat dihubungi pada Selasa, 2 November 2021.
Kementerian Perhubungan telah mengatur pelaku perjalanan darat yang menempuh jarak minimal 250 kilometer atau 4 jam perjalanan wajib menunjukkan hasil tes RT PCR atau Antigen. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 90 Tahun 2021.
Menurut Abra, keputusan pemerintah tidak tepat di tengah melandainya kasus Covid-19. Apalagi kebijakan tes tersebut memiliki tendensi bisnis. Unsur bisnis itu, kata Abra, terlihat dari perubahan harga batas atas tes Covid-19 yang berulang kali berubah.
Alih-alih membebani masyarakat dengan kewajiban tes, Abra mengatakan seharusnya pemerintah berfokus meningkatkan capaian vaksinasi. Jika ingin meningkatkan target pengetesan, pemerintah dapat menggunakan dana penanganan Covid-19 untuk melakukan pengecekan secara acak.
“Anggaran penanganan Covid-19 itu harusnya tercermin dengan kegiatan yang riil. Sumber daya keuangan negara maksimal mungkin digunakan melakukan testing, tracing, treatment,” tutur Abra.
Di sisi lain, Abra mengatakan pemerintah telah memiliki teknologi pelacakan untuk mencegah penyebaran Covid-19, yakni aplikasi PeduliLindungi. Dengan aplikasi itu, kata dia, pemerintah bisa menekan angka penularan virus corona tanpa harus memberikan beban tambahan baru kepada masyarakat.
“Teknologi yang sudah dibangun dan dibangga-banggakan itu seharusnya bisa membantu memudahkan masyarakat,” kata Abra.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Naik Pesawat Tak Lagi Harus Tes PCR, Epidemiolog: Risiko Penularan Kecil
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.