TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, menyampaikan analisisnya ihwal kenaikan harga gas di Eropa setelah melambungnya harga batu bara. Kenaikan harga energi itu membuat Eropa menghadapi kondisi yang sulit di tengah tingginya kebutuhan masyarakat memasuki cuaca dingin.
“Setelah harga batu bara meningkat tajam dan energi terbarukan dari angin tidak mencukupi, salah satu pilihan yang paling rasional adalah menaikkan penggunaan gas bumi,” ujar Arcandra dalam akun Instagram-nya, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Ia mengungkapkan gas bumi digunakan untuk kebutuhan pemanas ruangan selain untuk pembangkit listrik. Adapun saat ini Eropa sedang menghadapi cuaca dingin karena memasuki musim gugur sehingga penggunaan pemanas ruangan bertambah.
Tingginya kebutuhan untuk listrik dan pemanas mengakibatkan banyak negara berebut untuk mendapatkan gas. Di saat yang sama, produksi gas dari lapangan-lapangan offshore perusahaan energi di Eropa berkurang akibat investasi di bidang fosil di negara-negara tersebut sulit.
Berkurangnya suplai gas juga diperparah dengan belum selesainya proyek pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman. Arcandra mengatakan proyek pipa tersebut sampai sekarang masih menjadi isu yang sensitif antara Rusia dan Amerika Serikat.
Isu berembus karena adanya kekhawatiran Rusia akan menggunakan gas bumi ini sebagai alat politik. Walhasil, negara-negara Eropa pun terpaksa mengimpor gas dalam bentuk LNG dengan harga spot atau kontrak sesaat.