TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir alias Boy Thohir melihat prospek bisnis industri batu bara pada semester II 2021 cerah. Membaiknya kinerja sektor komoditas tersebut ditandai oleh meningkatnya harga batu bara yang menembus rekor teratas di pasar global.
“Kami optimistis terhadap prospek bisnis batu bara di semester II ini, namun akan tetap berhati-hati,” ujar dia kepada Tempo, Jumat, 1 Oktober 2021.
Boy Thohir menyebut emiten berkode ADRO itu akan berfokus terhadap operasional bisnis inti dan meningkatkan efisiensi serta produktivitas perusahaan. Perusahaan juga terus menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit karena pandemi Covid-19.
Musababnya, pandemi sempat menyebabkan harga batu bara anjlok karena melemahnya permintaan global. Boy melanjutkan, Adaro terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai dengan rencana yang telah disusun pada awal tahun.
“Tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan. Adaro juga akan senantiasa mengikuti ketentuan DMO (domestic market obligation),” katanya.
Harga komoditas batu bara menembus rekor teratas di pasar ICE Newcastle (Australia). Harga komoditas mencapai US$ 206,25 per metrik ton atau melonjak 1,63 persen dan menempatkannya di tataran tertinggi selama satu dekade.
Boy mengklaim meroketnya harga batu bara tak memberi pengaruh besar bagi perusahaan. Musababnya, tingginya harga komoditas karena peningkatan permintaan tak diikuti dengan penambahan produksi.
Selain itu, perusahaan tidak dapat mengambil momentum untuk menjual komoditas batu bara dengan harga tinggi karena sebagian besar kontrak perusahaan dengan mitranya berupa kerja sama jangka panjang. “Harganya sudah mengikat setiap tahun. Jadi hanya sedikit saja yang memakai harga spot,” ujar Boy.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Boy Thohir Klaim Pendapatan Adaro Tak Terpengaruh Meroketnya Harga Batu Bara