Namun untuk luasannya harus diperluas karena belum memenuhi persyaratan minimum 1000 hektar untuk kebutuhan yang lebih besar. "Selain itu ada aspek sosial budaya yang harus difikirkan secara serius,” kata Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Erna Sri Adiningsih.
Alternatif lain yaitu di Motorai, Maluku Utara. Akan tetapi, Handoko mengatakan BRIN masih melakukan evaluasi terhadap lokasi ini. “Biak bukan satu-satunya lokasi ideal dan BRIN belum investasi apapun," kata dia.
Akan tetapi, Handoko memastikan posisi geografis Indonesia lebih menguntungkan untuk meluncurkan satelit. Menurut dia, ada potensi penghematan bahan bakar karena gravitasi di Indonesia lebih mendukung dan lebih menguntungkan daripada India.
"Indonesia berharap memiliki kemandirian dalam meluncurkan satelit untuk komunikasi, surveilans, mitigasi perubahan iklim, mitigasi bencana, dan sebagainya,” kata dia.
BACA: Kontribusi Swasta Dalam Riset Kecil, BRIN Akan Jadi Fasilitator