TEMPO.CO, Jakarta - Rencana pembangunan proyek bandara antariksa di Indonesia terus berjalan. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyebut sudah ada beberapa konsorsium yang menyatakan minat untuk terlibat.
"Kami akan bermitra dengan konsorsium swasta," kata Handoko dalam keterangan tertulis pada Minggu, 26 September 2021.
Menurut Handoko, bandara ini nantinya bukan sekedar fasilitas negara untuk riset saja. Akan tetapi, sekaligus berfungsi untuk bisnis peluncuran satelit.
Proyek ini sebenarnya sudah mulai digagas beberapa tahun yang lalu. Rencana induk pembangunan bandara antariksa (space spot) telah tertuang dalam UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.
Handoko mengatakan kesiapan lahan dan investor adalah dua syarat pembangunan bandara antariksa. Kalau dua syarat itu sudah jelas, barulah BRIN akan memulai pembangunan roket pengorbit satelit.
Walau sudah ada konsorsium yang berminta, Handoko belum membeberkannya karena bersifat rahasia. Ia hanya mengatakan bahwa bisnis ini bersifat multinasional sehingga membutuhkan kerjasama internasional.
Terkait lokasi, pilihan awal ada di Biak, Papua. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sudah pernah melakukan studi kelayakan di Biak dan lokasinya diketahui sudah sesuai dalam hal teknis dan lingkungan fisik.