Melihat kondisi tersebut, Alphonzus berharap pemerintah memberikan dukungan fiskal hingga tahun depan. Dia meminta pemerintah tidak mengurangi alokasi anggaran pemulihan ekonomi nasional atau PEN bagi dunia usaha karena akan berdampak terhadap keberlangsungan industri retail.
“Pemerintah harus menambah anggaran PEN menjadi lebih banyak dari sebelumnya mengingat kondisi daya beli masyarakat yang kembali lagi merosot akibat pemberlakuan PPKM Darurat dan PPKM Level 3 dan 4 yang masih juga belum berakhir sampai dengan saat ini,” katanya.
Pemerintah mengumumkan akan menurunkan anggaran PEN dalam postur RAPBN 2022. Anggaran yang pada 2021 ditetapkan sebesar Rp 744,75 triliun, tahun depan jumlahnya akan dipangkas tinggal Rp 321,2 triliun.
Pemerintah pun memberikan sinyal mengurangi insentif bagi industri sebagai imbas dari pengurangan anggaran PEN. Kementerian Keuangan menyatakan pemerintah akan lebih selektif memberikan kelonggaran pajak dengan mencermati perkembangan penyebaran virus corona.
Baca: Bank Genjot KPR dengan DP Nol Persen untuk Gen Z, Simak Syaratnya