TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memprediksi sektor industri pusat perbelanjaan atau mal masih loyo sampai akhir tahun akibat adanya pembatasan kegiatan masyarakat. Dia menyebut arus kas perusahaan rata-rata akan mengalami defisit seiring dengan pemberlakuan jumlah maksimal pengunjung.
“Saat ini sudah menjelang akhir Agustus sehingga sudah hampir dapat dipastikan bahwa kondisi usaha akan terus tertekan sampai dengan akhir 2021,” ujar Alphonzus saat dihubungi pada Sabtu, 21 Agustus 2021.
Baca Juga:
Kinerja pusat perbelanjaan dan mal anjlok sejak pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Darurat dan PPKM level. Pemerintah sempat melarang mal dan pusat beroperasi untuk sektor-sektor usaha yang tidak esensial dan kritikal.
PPKM yang terus diperpanjang hingga lewat satu setengah bulan membuat keuangan industri pusat perbelanjaan seret. Meski kini pemerintah telah melonggarkan ketentuan agar mal dan pusat belanja bisa menerima pengunjung maksimal 25 persen, Alphonzus melihat pemulihan kinerja membutuhkan waktu cukup lama.
“Berdasarkan pengalaman selama pandemi ini, hanya untuk menaikkan tingkat kunjungan yang hanya 10-20 persen saja diperlukan waktu tidak kurang dari tiga bulan,” katanya.