Hal penting lainnya yang tak boleh luput dari perhatian adalah memahami informasi produk dengan sebaik-baiknya, termasuk mengetahui dengan jelas kebijakan alokasi dana investasi yang dicanangkan oleh perusahaan asuransi untuk menghindari risiko terjadinya kesalahpahaman atau perselisihan dengan agen atau pihak penyedia jasa asuransi.
Philip Mulyana, pengamat dan Financial Coach menambahkan saat ini masih banyak orang yang membeli produk asuransi jiwa unit link hanya karena tertarik dengan sisi investasi dan potensi imbal hasilnya. Sehingga, banyak dari mereka yang sibuk memperhatikan pergerakan nilai unit investasinya, tanpa mengetahui cara kerja dan penghitungan pastinya.
Meski memiliki manfaat investasi, unit link tetaplah produk asuransi yang manfaat utamanya adalah perlindungan. Literasi asuransi yang belum maksimal menjadi salah satu penyebab kesalahpahaman di masyarakat terhadap cara kerja asuransi jiwa unit link, hingga terkadang menimbulkan ketidaknyamanan bagi nasabah.
"Dan pada akhirnya membuat mereka merasa tidak diberikan informasi yang jelas oleh perusahaan asuransi," ucap Philip.
Oleh karena itu, calon nasabah yang tertarik membeli produk unit link harus memiliki mind-set bahwa unit link sejatinya merupakan produk asuransi jiwa. Sehingga, yang perlu betul-betul diperhatikan adalah manfaat dasar asuransi jiwanya.
Artinya, yang harus lebih diperhatikan adalah uang pertanggungan atas risiko meninggal dunia, sakit kritis, dan manfaat tambahan lainnya seperti manfaat rawat inap, pembebasan premi akibat cacat total/tetap, dan seterusnya.
Dengan mengoptimalkan sisi perlindungan asuransi, nasabah justru dapat melindungi nilai tunai atau investasi yang telah dikumpulkan agar tidak terganggu oleh keperluan biaya yang besar dan mendadak akibat sakit atau kecelakaan.
Dengan demikian, kata Philip, sisi investasi dalam asuransi ini dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan finansial jangka panjang. "Perlindungan jiwa adalah tujuan utamanya, dan manfaat investasi adalah pelengkapnya. Unsur investasi yang ada di produk ini pun akan dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dan ekonomi, sehingga tidak selalu menjamin imbal hasil investasi yang maksimal," ucapnya.
HENDARTYO HANGGI | FAJAR PEBRIANTO | BISNIS
Baca: Cerita Nasabah Bumiputera: Asuransi Pendidikan 80 Juta Tak Cair, Repot Bayar SPP