TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi yang dibutuhkan dalam mewujudkan transisi energi sangatlah besar.
Sri Mulyani menegaskan, seluruh perencanaan iklim masa depan harus memprioritaskan inklusivitas dan keadilan. Menurut dia, transisi yang adil dan terjangkau harus dipastikan, selaras dengan G20 Transition Finance Framework.
"Berbicara mengenai transisi menuju ekonomi rendah karbon, ada satu hal yang begitu melekat. Investasi yang dibutuhkan sangatlah besar," kata Sri Mulyani dalam Working Dinner G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting di Washington D.C, Amerika Serikat pada 17 April 2024 waktu setempat.
Berdasarkan data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), kata dia, terdapat kesenjangan investasi tiap tahun. Kesenjangan investasi yang dimaksudnya kurang lebih sebesar US$ 400 miliar untuk mengimplementasikan elemen-elemen esensial dari transisi tersebut.
Bendahara Negara itu menyebut, Energy Transition Mechanism atau ETM Country Platform hadir sebagai blended finance framework untuk memobilisasi sumber daya keuangan dan dukungan internasional.
Selanjutnya: Sri Mulyani mengungkapkan salah satu pilot project yang....