TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan proses evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ-18 pada hari kelima akan berfokus pada pencarian korban dan kotak hitam atau black box cockpit voice recorder (CVR). Pencarian melibatkan 3.300 personel di titik jatuhnya pesawat, yakni di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.
"Sekarang diharapkan CVR juga didapatkan. Tapi tidak konsentrasi ke satu itu larena pencarian dilakukan simultan, yakni pencarian terhadap korban juga difokuskan," kata Rasmab di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021.
Selain mengevakuasi korban dan mencari bagian kotak hitam yang masih berada di dalam laut, tim SAR akan mengangkat puing-puing pesawat. Pada pencarian hari sebelumnya, yakni Selasa, 12 Januari, petugas berhasil mengevakuasi 139 kantong jenazah, 26 kantong kecil berisi potongan bangkai pesawat berukuran kecil, dan 26 potongan pesawat besar.
Operasi pencarian dimulai pukul 08.00 WIB. Tim gabungan menerjunkan 54 kapal termasuk perahu karet dan jetski dan 13 unit pesawat. Petugas pun menyiapkan ambulans dengan jumlah yang lebih banyak, yakni 30 unit.
"Karena memang kemarin dapat hasil (kantong jenazah) cukup banyak yang berkaitan dengan korban, jadi ambulans diperbanyak," ucapnya.
Adapun area pencarian di sektor udara rencananya akan diperluas karena alasan arus laut. Rasman beralasan, arus tinggi membawa potongan tubuh korban ke wilayah perairan yang menjauh dari lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat.