TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU mulai mendalami fenomena kenaikan harga kedelai impor yang berujung pada kelangkaan pasokan tahu dan tempe di pasar. Untuk mendalami lebih lanjut terkait kenaikan harga kedelai, Komisioner KPPU Afif Hasbullah mengatakan lembaganya segera mengundang sejumlah pihak, misalnya Kementerian Pertanian untuk mendapatkan masukan dari sisi regulator atau pemerintah.
"Tidak tertutup kemungkinan kami juga minta masukan dari pelaku usaha misalnya," tutur Afif kepada Tempo, Selasa 5 Januari 2021.
Sementara ini, Afif mencermati adanya kecenderungan kenaikan drastis permintaan kedelai dari Cina ke Amerika Serikat sebagai negara eksportir terbesar dunia.
Indikasinya, kata dia, medio Desember lalu ada kenaikan permintaan dari Cina sebesar 30 juta ton, dari sebelumnya 15 juta ton. Afif masih melihat kenaikan harga kedelai dalam negeri dipengaruhi oleh harga kedelai dunia.
Afif berujar dari sisi tata niaga pasokan, sebenarnya dari sisi hulu pasokan sangat terbuka, meskipun sangat bertumpu pada impor. Menurut dia, pasokan dalam negeri hanya berkisar 35 persen saja.
Dari sisi kondisi pasar, Afif menilai lebih mengarah pada oligopoli, pemainnya sangat terbatas. Dari jumlah itu, pelaku usaha importir yang menguasai separuh jumlah impor hanya berkisar 2-3 pelaku usaha.