TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk tahun 2021 ditetapkan sebesar Rp 253 triliun. Angka tersebut naik ketimbang plafon yang telah disepakati sebelumnya Rp 220 triliun seiring tingginya permintaan pelaku UMKM.
Usai memimpin rapat koordinator di Jakarta, Senin kemarin, Airlangga mengatakan peningkatan ini merespons antusiasme pelaku UMKM yang tinggi atas KUR dengan suku bunga rendah. Pemerintah juga berharap UMKM dapat pulih terbantu plafon KUR tersebut.
Pemerintah, kata Airlangga, juga memutuskan untuk memberikan tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3 persen selama 6 bulan di 2021. Pasalnya, kebutuhan KUR untuk UMKM untuk mempercepat pemulihan ekonomi pada masa Covid-19 cukup besar, maka target penyaluran KUR tahun depan ditingkatkan.
"Dengan peningkatan itu, maka ada tambahan anggaran subsidi bunga KUR 2021 sebesar Rp 7,6 triliun," kata Airlangga Hartarto, Senin, 28 Desember 2020.
Per 21 Desember 2020, realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp 188,11 triliun. Nilai tersebut setara dengan 99 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp 190 triliun.
Adapun bantuan kredit tersebut telah disalurkan kepada sekitar 5,81 juta debitur dengan outstanding sebesar Rp 226,5 triliun dan kredit bermasalah (NPL) relatif rendah di posisi 0,63 persen.
Penyaluran KUR ini sempat melambat seiring dengan terjadinya kontraksi ekonomi pada triwulan II tahun 2020. Meski begitu, angka penyaluran kemudian membaik menjelang akhir tahun, dengan realisasi bulanan pada November mencapai Rp 23,9 triliun.
Tak hanya itu, penyaluran kredit tersebut bahkan lebih baik dibandingkan dengan periode normal, sebelum terjadinya pandemi, yaitu pada Februari 2020 yang tercatat sebesar Rp 19,2 triliun.
ANTARA
Baca: Menteri Trenggono Usulkan Suku Bunga KUR Turun Jadi 3 Persen