“Untuk negara yang sebelum krisis utangnya 100 persen dari PDB sekarang melonjak ke 130 persen, lalu negara berkembang dari rata-rata 50 persen PDB naik hingga 70 persen," kata dia.
Adapun total utang Indonesia hingga akhir September 2020 tercatat sebesar Rp 5.756,87 triliun atau memiliki rasio utang 36,41 persen terhadap PDB. Sri Mulyani memastikan setiap kebijakan penarikan pinjaman telah dilakukan dengan perencanaan yang cermat dan terukur, sehingga tidak perlu menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan.
Sri Mulyani mengimbuhkan, Bank Indonesia ke depan akan tetap berpartisipasi dalam lelang SBN, baik lelang regular, green shoe option (lelang tambahan), maupun private placement (penjualan langsung). “Terakhir, pemerintah tetap akan terus menerbitkan SBN ritel sebagai upaya pendalaman pasar dengan mempertimbangkan minat investor domestik yang tinggi.”
Baca: Sri Mulyani: Pemimpin G20 Awasi Potensi Naiknya Utang Karena Penanganan Covid-19
GHOIDA RAHMAH