TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) I Kadek Dian Sutrisna Artha menuturkan peluang pertumbuhan investasi pada 2021 sangat bergantung pada seberapa besar pemulihan konsumsi masyarakat. Merujuk dari kontribusi produk domestik bruto (PDB) Indonesia, tingkat konsumsi masih mendominasi sebesar 55 persen. Sementara, kontribusi investasi masih sekitar 30 persen. Pertu
"Jadi kalau ada stimulus PEN (pemulihan ekonomi nasional) diberikan mayoritas untuk konsumsi, akan memberikan daya ungkit yang besar dan cepat pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, termasuk investasi," ujar Kadek, Rabu 4 November 2020.
Baca Juga:
Stimulus ekonomi saat ini dirancang untuk merangsang konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin lebih besar. Dengan permintaan yang membaik, ujar Kadek, maka ini akan memperbaiki sisi penawaran (supply) yang berujung pada pemulihan investasi. Selain itu, Kadek berujar pemerintah perlu menyeimbangkan antara konsumsi dan investasi antara tujuan untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Menurut Kadek, ada perbedaan krisis ekonomi yang terjadi pada 1998 dengan saat ini.
Pada 1998, krisis ini memberikan dampak pada permintaan dan penawaran. Kondisi perekonomian saat itu disertai inflasi tinggi karena memberikan dampak yang lebih besar terhadap sisi penawaran dibandingkan permintaan. Kalau saat ini, kondisi ekonomi terkontraksi tetapi harga relatif stabil bahkan tingkat inflasi turun akibat permintaan terganggu.
"Jadi efektivitas program PEN sangat tergantung apakah bisa memulihkan sisi permintaan diikuti penawaran. Ini yang pada akhirnya generate (menghasilkan) investasi," ujar Kadek.