Hal tersebut disampaikan dalam laporan Outlook Ekonomi Dunia terbaru yang dirilis Selasa kemarin, 13 Oktober 2020. Terkait hal itu, IMF memandang resesi tahun ini tidak terlalu mengkhawatirkan karena sejumlah negara telah mengucurkan stimulus besar-besaran dari pemerintah dan bank sentral.
Meski begitu, menurut IMF, krisis masih jauh dari kata selesai. Ekonomi dunia dinilai masih menghadapi pemulihan yang tidak merata sampai virus Corona dijinakkan. "Dalam Prospek Ekonomi Dunia terbaru kami, kami terus memproyeksikan resesi yang dalam pada tahun 2020," ujar Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath.
Lebih jauh, menurut Gopinath, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun depan bisa pulih di angka 5,2 persen. "Pertumbuhan global di 2020 diproyeksikan menjadi -4,4 persen, revisi naik 0,8 persen dibandingkan dengan update bulan Juni."
Peningkatan tersebut, kata dia, karena melihat hasil yang kurang mengkhawatirkan pada kuartal kedua. Selain itu, ada tanda-tanda pemulihan yang lebih kuat di kuartal ketiga dan sebagian diimbangi oleh penurunan peringkat di beberapa negara berkembang dan berkembang.
"Pada tahun 2021, pertumbuhan diproyeksikan akan pulih menjadi 5,2 persen, -0,2 persen di bawah proyeksi kami di bulan Juni," kata Gopinath.
Adapun kontraksi ekonomi dinilai masih akan menjadi yang terdalam sejak Great Depression, di mana pandemi Covid-19 telah menewaskan lebih dari 1 juta orang dan menutup sebagian besar kegiatan bisnis.