TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari minus 0,3 persen menjadi minus 1,5 persen. Menurut lembaga itu, tak hanya Indonesia, tapi hampir seluruh negara berkembang diperkirakan mencatat kontraksi ekonomi tahun ini.
"Sementara itu, negara seperti India dan Indonesia tengah berjuang untuk membuat pandemi lebih terkendali," tulis laporan IMF yang berjudul A Long and Difficult Ascent tersebut, Selasa malam, 13 Oktober 2020. Secara khusus IMF memberikan revisi pertumbuhan lebih dalam bagi India setelah melihat dampak dari pandemi yang parah di negara tersebut.
Di bidang fiskal, IMF juga menegaskan proyeksinya konsisten dengan penurunan bertahap dari stimulus fiskal yang besar pada tahun 2020, termasuk mengembalikan defisit fiskal menjadi di bawah 3 persen dari PDB pada tahun 2023. Sementara di bidang moneter, IMF menilai asumsi kebijakan moneter sejalan dengan pemeliharaan inflasi dalam rentang target bank sentral.
Untuk tahun 2021, IMF memperkirakan pertumbuhan Indonesia akan meningkat hingga 6,1 persen. Kemudian, pada 2025, Indonesia diproyeksikan hanya akan tumbuh 5,1 persen.
IMF juga memproyeksikan defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan hanya akan mencapai 1,3 persen pada tahun ini. Angka tersebut diperkirakan meningkat tahun depan menjadi 2,4 persen terhadap PDB sejalan dengan pemulihan ekonomi.
Sebelumnya Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath memperkirakan global bakal menyusut menjadi minus 4,4 persen pada tahun ini. Angka ini menurun bila dibandingkan data per Juni lalu yang masih mencatat pertumbuhan minus 5,2 persen.