TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Pers Politeknik Tempo atau Korste telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024. Dengan demikian, mereka resmi menjadi agen pengecek fakta. Pelatihan ditutup dengan acara kelulusan di ruang Opini, Gedung Tempo lantai 7, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan.
Pelatihan Cek Fakta Korste merupakan bagian dari program Cek Fakta ANNIE. Setelah mengikuti pelatihan, anggota Korste sudah dapat menerbitkan artikel Cek Fakta di situs web resmi melalui cekfakta.politekniktempo.ac.id.
Sebelum lulus, seluruh anggota Korste mempresentasikan tugas kelompok berupa video prebunking dan debunking. Setiap kelompok membuat video sesuai tema yang sudah ditentukan.
Kelompok yang mendapatkan tema debunking bertugas untuk membuat video penelusuran dari sebuah hoaks. Sementara itu, kelompok prebunking harus membuat video edukasi sebagai bentuk mitigasi dari hoaks.
Pembina Korste, Rachma Tri Widuri, mengungkapkan rasa bangganya kepada seluruh anggota, karena telah resmi menjadi pengecek fakta yang kredibel. Dia berharap, para mahasiswa tersebut telah siap untuk melahirkan karya jurnalistik yang berkualitas dan kredibel.
“Ayo, ini baru permulaan. Setelah ini, kita isi website Cek Fakta dengan artikel-artikel. Kalian sudah resmi jadi ranger Cek Fakta,” ucapnya.
Selaras dengan Rachma, Direktur Politeknik Tempo Shalfi Andri juga berharap program Korste Cek Fakta dapat terus berjalan. “Kita baru berusia 3 tahun dan program ini hanya diikuti oleh tiga perguruan tinggi di Indonesia,” kata Shalfi.
Sementara itu, perwakilan tim Cek Fakta Tempo, Inge Klara Safitri turut mengapresiasi anggota Korste yang telah belajar selama lima pertemuan. Dia memuji seluruh mahasiswa karena mau dan cepat mempelajari berbagai materi Cek Fakta.
“Kelulusan ini bukan akhir dari pertemuan kita. Teman-teman bisa main ke lantai 4 kalau nanti butuh bimbingan. Aku siap bantu," ujar Inge.
CEO PT Info Media Digital Wahyu Dhyatmika mengapresiasi keterlibatan para mahasiswa sebagai pengecek fakta. Menurut dia, hal ini dapat menjadi cerminan bagi generasi muda lainnya untuk turut menjaga ekosistem informasi.
“Ekosistem informasi tentu perlu untuk kita jaga agar informasi yang beredar tetap kredibel dan berkualitas,” tuturnya. Dia juga berpesan kepada para mahasiswa agar senantiasa mengutamakan informasi yang memiliki nilai kepentingan publik.
Pilihan Editor: Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia