TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Indonesia tengah memproses kerja sama pembukaan koridor perjalanan bisnis esensial atau essential business travel corridor (EBTC). Kerja sama dilakukan untuk mengatur keluar-masuknya warga negara setempat untuk kepentingan bisnis tertentu.
“Saat ini sedang kami lakukan pembahasan dengan Singapura untuk EBTC,” tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Rakornas Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) secara virtual, Kamis, 10 September 2020.
Sebelumnya Indonesia sudah lebih dulu mengatur EBTC dengan tiga negara. Ketiganya adalah Uni Emirate Arab, Korea Selatan, dan Cina. Maskapai dalam negeri pun saat ini membuka penerbangan ke sejumlah kota di negara tersebut, termasuk Cina, yang sempat melakukan penutupan akses bandara internasional.
Beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyatakan ada tiga tahap Indonesia untuk membuka gerbang kunjungan asing di masa pandemi. Gerbang dibuka untuk kepentingan business essentials lebih dulu.
Kemudian tahap kedua adalah bisnis umum dan tahap ketiga barulah untuk keperluan wisata. Sembari menunggu pintu wisatawan asing dibuka, Wishnutama mengatakan Indonesia bakal mengandalkan kunjungan wisatawan domestik. “Yang akan kami kencangkan adalah turis domestik untuk meng-cover kehilangan (wisatawan asing),” ucapnya.