TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Perhubungan terus mencoba merangsang keterlibatan pemodal swasta dalam berbagai proyek pengembangan prasarana angkutan darat. Direktur Prasarana Transportasi Jalan Kementerian Perhubungan, Mohamad Risal Wasal, mengatakan penjajakan pasar alias market sounding tawaran kerja sama pengelolaan (KSP) proyek di lembaganya bakal kembali diadakan pada pekan ketiga bulan ini.
Proses itu sudah berjalan sejak pertengahan tahun lalu dan sempat terhadang masa pandemi. “Kita akan mulai lagi, saat ini yang paling duluan adalah revitalisasi terminal tipe-A,” ucapnya kepada Tempo, Rabu 9 September 2020.
Bermaksud menghemat anggaran dan pengerahan sumber daya dari pusat ke daerah, direktorat jenderal perhubungan darat Kementerian Perhubungan mulai gencar mengupayakan keterlibatan badan usaha swasta dalam pengerjaan proyek selama dua tahun terakhir.
Sejak tahun lalu, Kemenhub sudah menerapkan skema ini untuk proyek besar, seperti jalur kereta Makassar-Parepare di Sulawesi Selatan dan pengembangan Bandara Komodo di Nusa Tenggara Timur.
Di sektor darat, bentuk proyek yang ditawarkan beragam, mulai dari pengembangan terminal bus eksekutif,pengembangan balai pengujian laik jalan dan sertifikasi, serta tawaran swakelola unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor (UPPKB). Dari jajaran proyek yang dijajakan sejak pertengahan 2019, kata Risal, baru tawaran KSP Terminal Ahmad Sanusi di Sukabumi, Jawa Barat, yang akan masuk lelang dalam waktu dekat.
“Dengan nilai hampir Rp 800 miliar,” ucapnya. “Nanti disusul proyek terminal di Pekalongan yang baru masuk daftar KSP.”