Hingga Juli 2020, realisasi pembangunan smelter katoda tembaga PTFI baru mencapai 5,86 persen. Realisasi itu berada di bawah perencanaan yang seharusnya pembangunan telah mencapai 10,5 persen pada Juli 2020.
Sementara itu, pembangunan fasilitas precious metal refinery (PMR), yang pembangunannya terpadu dengan smelter katoda tembaga, juga menunjukkan kemajuan yang lambat. Hingga Juli 2020, dari target rencana pengerjaan 14,29 persen, realisasinya baru mencapai 9,79 persen.
Hingga Juli 2020, PTFI telah menggelontorkan dana investasi pembangunan smelter tersebut hingga US$290 juta. Biaya modal yang dianggarkan mencapai US$3 miliar.
Sebelumnya, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Rofik Hananto mengkritik pernyataan Tony Wenas yang menyebutkan bahwa proyek smelter tembaga tidak menguntungkan. Menurutnya, proyek tersebut nantinya memberi nilai tambah yang menguntungkan Indonesia, serta dapat membuka lapangan kerja baru.
"PTFI yang mewacanakan proyek smelter merugi tidak tepat. Ini buat bangsa sangat menguntungkan ada added value, membuka lapangan kerja. Itu luar biasa untungkan bangsa dan negara," katanya dalam rapat dengar pendapat, akhir Agustus 2020 lalu.