TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang hari Rabu, 5 Agustus 2020, dimulai dari permintaan ekonom senior Faisal Basri agar pemerintah tak memaksakan pemulihan ekonomi dan pengumuman BPS soal kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun 2020 sebesar minus 5,32 persen.
Selain itu ada juga soal melejitnya pergerakan enam emiten saham pertambangan seiring lonjakan harga emas, hasil kajian LBM PBNU yang meminta ekspor benih lobster dihentikan. Dua berita lainnya yang menyita perhatian adalah nilai tukar rupiah yang menjadi terkuat se-Asia serta anggota Ombudsman RI yang meminta publik tak membandingkan resesi Singapura dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Keenam topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis. Berikut selengkapnya enam berita bisnis yang trending tersebut:
1. Pertumbuhan Minus 5,32 Persen, Faisal Basri: Jangan Paksakan Pemulihan Ekonomi
Ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri menyebutkan jebloknya pertumbuhan ekonomi nasional minus 5,32 persen di kuartal kedua tahun ini adalah kontraksi ekonomi pertama sejak krisis terparah tahun 1998 silam.
Faisal juga mendorong agar pemerintah tidak memaksakan diri agar terhindar dari resesi ekonomi dengan mengutamakan agenda pemulihan ekonomi ketimbang pengendalian Covid-19. "Jika dipaksakan, resesi berpotensi lebih panjang sehingga menelan ongkos ekonomi dan sosial kian besar," ucapnya seperti dikutip dari blognya www.faisalbasri.com, Rabu, 5 Agustus 2020.
Menurut Faisal, akan lebih realistis jika pemerintah berupaya maksimum mengendalikan Covid-19 agar perekonomian bisa tumbuh positif kembali pada triwulan terakhir tahun ini. "Sehingga tahun 2021 bisa melaju lebih kencang."
Baca selengkapnya mengenai pemulihan ekonomi di sini.