TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan bertengger di level 3 persen. Angka itu melampaui prediksi International Monetary Fund (IMF).
IMF sebelumnya meneropong pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi cukup dalam, yakni hanya 0,5 persen, lantaran terimbas pandemi corona. "Karena kebijakan pemerintah semuanya sangat bagus," ujar Luhut dalam wawancara bersama RRI pada Jumat petang, 15 Mei 2020.
Luhut mencontohkan, kebijakan yang dapat mengerek pertumbuhan ekonomi adalah program hilirisasi untuk pelbagai sektor industri. Ia mengklaim hilirisasi telah mendongkrak nilai tambah komoditas atau sumber daya sehingga program tersebut mampu meningkatkan pendapatan pajak serta membuka lapangan kerja.
Faktor selanjutnya yang diharapkan dapat mengerek pertumbuhan ekonomi negara adalah ketauladanan pemimpin dalam menghadapi pagebluk. Sikap pemimpin ini akan mempengaruhi kepercayaan investor terhadap Indonesia.
Seandainya negara mampu meraih pertumbuhan ekonomi di level 3 persen, Luhut mengatakan Indonesia akan menyamai posisi Cina dan India. "IMF menyatakan Asia-Pasifik yang tumbuh positif hanya Cina dan India. Masa kita enggak bisa tumbuh lebih bagus?" tuturnya.
IMF dalam kajiannya memperkirakan bahwa produk domestik bruto global akan menyusut 3 persen tahun ini karena pandemi corona. Prediksi pelemahan ekonomi ini jauh lebih tinggi dari kontraksi ekonomi global pada krisis keuangan 2009 yang tercatat sebesar 0,1 persen.
Dampaknya, negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang akan diperkirakan terpuruk ekonominya hingga masing-masing minus 5,9 persen dan 5,2 persen. Negara dengan kondisi terparah ialah Italia yang ditengarai ekonominya akan terjerembab hingga minus 9,1 persen. Spanyol juga mungkin akan mengalami penurunan ekonomi hingga minus 8 persen.
Sedangkan ekonomi Cina diperkirakan tidak sampai tidak sampai minus. Menurut perkiraan IMF, ekonomi Negeri Tirai Bambu ini hanya akan tumbuh 1,2 persen. Sementara itu, negara Asia lainnya, seperti India diperkirakan masih tumbuh 1,9 persen.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS