TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi alias SKK Migas memperkirakan bakal ada penurunan investasi di sektor hulu minyak dan gas pada tahun ini. Penurunan tersebut diperkirakan terjadi lantaran situasi yang mempengaruhi industri migas belakangan ini, antara lain turunnya konsumsi akibat adanya wabah Virus Corona, anjloknya harga minyak, hingga fluktuasi nilai tukar.
"Kami masih memantau, dalam diskusi bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kami memperkirakan akan ada penurunan sekitar US$ 2 miliar," ujar Kepala SKK Migas Dwi soetjipto dalam rapat bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 28 April 2020.
Pada 2020, target investasi di sektor hulu migas adalah sebesar US$ 13,8 miliar atau sekitar Rp 207 triliun dengan asumsi nilai tukar Rp 15.000 per dolar AS. Namun, Dwi mengatakan hingga triwulan I 2020 realisasi investasi hulu migas baru sekitar US$ 2,87 miliar atau sekitar Rp 43,05 triliun (kurs Rp 15.000 per dolar AS).
Apabila dihitung, capaian investasi pada tiga bulan pertama tahun ini baru mencapai 21 persen dari target total. "Saat ini kami sedang memantau bagaimana perkembangan selama satu tahun dengan berbagai situasi yang ada."
Pada tahun 2019, investasi hulu migas tercatat senilai US$ 11,49 miliar atau meningkat dibandingkan dengan capaian 2017 yang senilai US$10,27 miliar. Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan salah satu faktor pendukung meningkatkan investasi adalah aktivitas eksplorasi seperti survei seismik 2D dan 3D.
Dia mencontohkan pada tahun lalu, survei seismik tercatat sepanjang 12.169 kilometer atau meningkat tajam sebesar 492 persen dibandingkan dengan 2018. Untuk survei seismik 3D tercatat seluas 7.895 kilometer persegi atau meningkat 575 persen pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kalau dilihat aktivitasnya, work over meningkat dari 2018 sebesar 30 persen, pengeboran pengembangan meningkat 15 persen," katanya dalam paparan Kinerja 2019 dan Rencana Kerja 2020, Kamis, 9 Januari 2020. Kendati tren investasi meningkat, realisasi investasi hulu migas 2019 masih di bawah target US$ 14,7 miliar.
Menurutnya, penyebab rendahnya capaian target investasi salah satunya adalah dilakukannya efisiensi guna menekan biaya investasi yang dapat dikembalikan (cost recovery). Selain itu, mundurnya rencana pengeboran sumur di Blok Rokan oleh Pertamina sebagai bagian dari transisi pengelolaan blok tersebut.
CAESAR AKBAR | BISNIS