TEMPO.CO, Jakarta - Bukalapak dan Bank Commonwealth melalui program Womenpreneur Indonesia for Sustainability and Empowerment bersinergi dalam meluncurkan program pelatihan untuk pelaku UMKM perempuan bertajuk Srikandi Workshop. Dua perseroan itu akan menyambangi kurang lebih 1.000 anggota Komunitas Srikandi atau pelapak perempuan di daerah Jakarta, Bekasi, Medan, Surabaya, Jogjakarta, Malang, Bandung, Denpasar, Semarang dan Makassar.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan sebagai perusahaan yang telah tumbuh selama satu dekade bersama pelaku UMKM, memahami bahwa selama ini banyak suka duka dan tantangan yang dihadapi oleh mereka dalam mengembangkan bisnis. "Para pelapak perempuan, khususnya, tentu memiliki berbagai tantangan tersendiri karena banyak dari mereka yang harus menyeimbangkan perannya dalam mengurus bisnis dan keluarga," kata CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin di Hall Bukalapak lantai 22, Metropolitan Tower, Jakarta, Sabtu, 29 Februari 2020.
Dia berharap, setelah mengikuti pelatihan itu, para pelapak Srikandi membawa bekal yang cukup untuk menerobos tantangan mereka. Adapun dalam pelatihan, para pelapak didampingi oleh praktisi ahli dari Bukalapak dan Bank Commonwealth serta berbagai pelaku industri ternama lainnya.
Para peserta berkesempatan untuk belajar soal pengaturan finansial yang efektif dalam berbisnis di sela-sela mengatur keuangan rumah tangga, teknik pemasaran produk secara online, dan penanganan konsumen agar selalu siap melihat kesempatan dari tren industri yang kerap berubah.
Di lokasi yang sama, President Director Bank Commonwealth Lauren Sulistiawati mengatakan sejak 2014 sudah memfokuskan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan dengan target perempuan pengusaha melalui program WISE. Saat ini kata dia, program itu telah menjangkau lebih dari 4.200 perempuan di Indonesia dalam bentuk kelas-kelas workshop serta digital platform berupa aplikasi WISE yang telah diunduh oleh lebih dari 5.300 orang.
Dia senang berkolaborasi dengan Bukalapak untuk berbagi pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan bisnis dan pribadi yang praktis dan mudah diterapkan kepada para Srikandi Bukalapak. "Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan kami dalam pemberdayaan perempuan pengusaha Indonesia yang juga sejalan dengan purpose kami, 'improve the finoncial wellbeing of our customers and communities'," ujar Lauren.
Melalui Srikandi Workshop ini, dia berharap bisa menghubungkan para pebisnis perempuan di seluruh Indonesia dengan expertise yang dimiliki oleh Bukalapak dan Bank Commonwealth, serta para pelaku industri lainnya, sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sejak terbentuk pada 2016, Komunitas Bukalapak secara konsisten menggelar rangkaian kegiatan pemberdayaan bagi para anggotanya dalam bentuk acara seperti Kopdar, Kelas Ngelapak Tematik, Webinar, serta Kampung Wirausaha Online.
Program kerja sama itu dikemas dalam rangkaian kelas dan diadakan di 10 kota di Indonesia ini akan memberikan materi yang dirancang khusus untuk membantu pebisnis perempuan menjawab tantangan dalam menjalankan usaha, seperti manajemen keuangan, pemasaran produk, pelayanan pelanggan, dan pemanfaatan teknologi.
Adapun kegiatan itu salah satunya didasari dari data International Finance Corporation (IFC) dari World Bank Group, bahwa sekitar 43 persen UMKM di Indonesia dimiliki oleh perempuan. Namun, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat kontribusi dari UMKM milik perempuan ini hanya sekitar 9,1 persen. Hal itu menunjukkan para pengusaha perempuan di tanah air masih memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan bisnis mereka dan berkontribusi lebih jauh terhadap kemajuan ekonomi negara.